Sabtu, 24 September 2011

Mangkok Bergetar dan Berdengung

Nurjani dan Mangkok miliknya
Tapin, Nurjani warga lokpaikat  nampak serius mempraktekkan mangkok bergetar dan berdengung yang ia peroleh dari dua orang temannya asal kota marabahan. Dua orang tersebut adalah pelanggan tetap Nurjani untuk mencari madu yang kemudian ia jual kembali. 

Seperti biasa dua orang temannya itu datang membawakan madu untuk Nurjani, namun ketika itu Nurjani melihat dua orang temannya membawa barang lebih banyak dari biasanya. Ia pun memberanikan diri untuk bertaya pada temannya tentang barang yang mereka bawa. Dua orang temannya membawa masuk ke dalam rumah Nurjani dan membuka barang bawaan tersebut, yang ternyata berisi dua buah piring besar dan satu buah mangkok.

Piring besar bergambarkan naga terbang
Menurut Nurjani barang tersebut ditemukan saat kedua temannya memanjat pohon besar tempat sarang lebah madu di daerah Pulau Galam di daerah Barito Kuala, Marabahan. Saat itu temannya hendak turun dari pohon dan tiba-tiba merasa menginjak sesuatu yang berbunyi seperti pecahan piring. Merasa penasaran kedua orang tersebut menggali tanah di sekitar pohon itu dan menemukan piring besar beserta mangkok yang penuh dengan tanah. Keduanya pun bermaksud membersihkan dengan air, namun saat membasuh tiba-tiba salah satu dari tiga benda tersebut mengeluarkan bunyi dengung. Setelah diperiksa ternyata bunyi tersebut berasal dari si mangkok.

Awalnya pun Nurjani tak percaya dengan keunikan yang dimiliki mangkok temannya tersebut, dan ia pun mencobanya sendiri, ternyata benar mangkok itu mengeluarkan dengung disertai getar hanya dengan membasahi jari dengan air dan mengusap tepi mangkok itu. Karena ketertarikan Nurjani terhadap benda-benda tersebut, ia pun mengganti barang-barang tersebut dan bermaksud untuk menyimpannya.
Menurut Nurjani, benda-benda ini terlihat seperti peninggalan orang-orang terdahulu bahkan kemungkinan peninggalan Dinasti Ming, karena dilihat dari motif gambar yang terukir dalam piring maupun mangkok semuanya memiliki unsur kerajaan. Bahkan dalam mangkok unik itu pun terlihat seperti bentuk kondisi lingkungan di sekitar kuil besar.
Nampaknya belum lagi terjawab rasa penasaran tentang asal-usul benda antik tersebut, Nurjani meminta dua temannya untuk mencari kembali di sekitar tempat ditemukannya benda misterius itu yang barangkali masih ada benda lainnya. Dan alhasil dua orang temannya itu berhasil menemukan kembali satu buah piring besar berukiran naga besar di sisi dan di tengah benda itu.
Piring besar bermotif Naga timbul






Nurjani yang sehari-harinya bekerja sebagai petani karet ini tidak menyangka akan kedatangan benda-benda tersebut, namun ia mengaku sebelum empat benda tersebut datang ke rumahnya, ketika tidur istrinya yang bernama Nurdinah bermimpi diberi bayi laki-laki. Nurdinah pun menganggap itu hal biasa saja, namun ketika siang harinya benda tersebut datang ke rumahnya, ia pun sempat berfikir hubungan mimpinya dengan kehadiran empat benda unik itu. 

Meski asal-usul benda tersebut masih belum diketahui, akan tetapi kehadiran benda itu hingga kini tidak memunculkan sesuatu yang aneh. Nurjani pun berharap benda tersebut dapat memberikan manfaat dan berkah bagi keluarganya. 

Kabar benda unik tersebut pun tersebar ke warga sekitar, dan mereka berdatangan silih berganti untuk melihat dan mencoba secara langsung mangkok yang bisa berdengung dan bergetar itu. Tidak hanya warga sekitar kota Rantau, bahkan ada pengunjung dari luar daerah seperti Hulu Sungai Selatan dan Barito Kuala. (hb/tap)

Jumat, 09 September 2011

Sasaran Program Buta Aksara Berubah

www.flickr.com
 Tapin - Terhitung tahun 2008 lalu sasaran program buta aksara mengalami perubahan. Jika tahun sebelumnya sasaran berdasarkan kelompok umur dari 14 hingga 45 tahun, kini menjadi 14 tahun sampai meninggal dunia. Hal ini ternyata berdampak terhadap meningkatnya jumlah buta aksara di Kabupaten Tapin.

Hal tersebut disampaikan Kepala seksi dikmas, pembinaan kursus dan kelembagaan keaksaraan fungsional, Sentot Wardoyo, Jumat (9/9) siang di ruang kerjanya.

"Jika tahun sebelumnya program penuntasan buta aksara diperuntukkan bagi kelompok umur 14 hingga 45 tahun, tetapi sekarang dari 14 tahun sampai warga tersebut meninggal dunia" ujar Sentot Wardoyo.

Tahun  2006 dan 2007 lalu Dinas pendidikan setempat mencatat sisa buta aksara di daerahnya hanya tinggal 1.570 orang terdiri dari 807 laki-laki dan 763 perempuan, yang tersebar di 12 kecamatan.

Namun angka tersebut mengalami peningkatan signifikan hingga dua kali lipat pada tahun 2008, yakni mencapai 3.967 orang warga buta aksara. Masing-masing terdiri dari 1.278 laki-laki dan 2.689 perempuan.

Sentot menambahkan, hingga tahun 2010 pihaknya telah menjalankan 80 persen program tersebut. Dan hasilnya hanya 541 laki-laki dan 469 perempuan saja yang belum mendapatkan jatah program buta aksara.
"Namun persentase itu jika dilihat dari data tahun 2008, sedangkan untuk data terbaru pihaknya belum melakukan pendataan ulang" ujarnya. (hb/tap).

Selasa, 03 Mei 2011

Petualang Tanah Kering


     'Petualang Tanah Kering', demikian nama sebuah buku yang berisi kumpulan puisi penyair Tapin. Kehadiran buku ini awalnya adalah pembicaraan serius tiga orang penyair di tahun 2008. Tiga penyair tersebut adalah Maskuni Maharawi, A. Kusairi, dan Bram Lesmana.
     Langkah ini pun dimulai dengan mengumpulkan puisi-puisi karya penyair Tapin, tidak hanya itu, mereka juga melakukan pembinaan bagi pemula yang memiliki potensi untuk dikembangkan.  Penyair Tapin yang mengisi buku antologi puisi ini adalah Ahmazi Haderiyani, A. Kusairi, Bram Lesmana, Maskuni Maharawi, Haji Ujang, Putri Nabilla, Rahmiyati, Rislam Maharani, Septika Wulan Kurniasari, Zurhidadustipa.
     Meski ada yang membuahkan hasil, namun adapula yang hilang karena tidak terdokumentasikan karena berbagai hal. Akhirnya, bertepatan dengan  HUT Tapin ke-45 melalui usaha dan dukungan yang diberikan terbitlah buku antologi ini, dengan harapan semoga menjadi motivasi dan diapresiasi secara positif dalam rangka mendukung terwujudnya harapan menjadikan Tapin "Negeri Serambi Madinah".

Kamis, 21 April 2011

Komunitas Film Indie 'Teropong Community'

Cerita awal mula terbentuknya teropong community ini ku mulai dari lebih satu tahun yang lalu, tepatnya pada sabtu 19 desember 2009, sekitar pukul 16.30 Wita. Sejak saat itu ku mulai mengetikkan jemari besar ku ini pada keyboard laptop dengan bermodalkan modem teman. Sebenarnya niat sudah ada sejak aku mulai suka dan hobi dunia audio visual atau istilah kerennya sekarang pertelevisian, kebetulan aku kuliah pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (agak sedikit nyambung lah).
Setelah lama melihat dan mengamati apa sebenarnya yang terjadi pada fakultas ku (Fakultas Dakwah) sehingga sebagian orang beranggapan bahwa semua alumni fakultas PTAI ini memiliki kemampuan di bidang ceramah. Ternyata, ada satu masalah yang dapat ku tangkap, karena selama ini rata-rata (meski ada sebagian) alumnus Fakultas Dakwah bekerja seputar tidak jauh dari mikropon (penceramah). Karena memang, penerimaan cpns yang ada setiap tahun memberikan space (ruang) bagi lulusan Fakultas Dakwah hanya sebagai penyuluh keagamaan, sehingga orang menganggap semua alumusnya adalah orang-orang yang benar-benar kompeten di bidang itu. Selain itu, dulunya memang Fakultas Dakwah tidak pernah jauh dari Departemen Penerangan yang memang job description-nya adalah tabligh. 
Imej (anggapan) orang semakin terbangun dengan label Fakultas ‘Dakwah’ setiap kali orang menanyakan, “apa fakultasnya?”. Mereka tidak lagi melihat jurusan apa mereka atau bahkan apa kemampuan yang dimiliki mereka. Padahal jika melihat kemauan yang tinggi dari kawan-kawan, mereka semua ingin sesuatu yang dapat memberikan mereka sedikit lebih berbeda.
Landasan pemikiran inilah (istilah sekarang:unek-unek) aku berinisiatif membentuk sebuah wadah yang mampu mewakili keinginan kawan-kawan tersebut, khususnya kawan-kawan dari jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ku mulailah pembentukan wadah tersebut, namun hanya melalui jejaring sosial yang ada di internet (facebook), ku mulailah dengan membikin grup baru dan ku namakan grup tersebut dengan Teropong Community.
Nama Teropong sendiri memiliki filosofis bahwa teropong merupakan sebuah alat yang mampu melihat benda di kejauhan sehingga kita dapat melihat seperti dalam jarak dekat. Dari situ muncullah makna, kelak komunitas ini tidak hanya sebagai wadah kreativitas kawan-kawan, namun juga sebagai komunitas yang mampu respon terhadap lingkungan sekitarnya dan tentunya dengan jalan ini dapat menyuarakan aspirasi orang-orang di sekelilingnya. Hal ini tidak terlepas dari tujuan fakultas dakwah sendiri, yakni mengajak orang-orang ke jalan yang diridhai Allah dan menyerukan larangan-larangan Allah.
Sejak dibukanya grup di facebook waktu itu, tidak henti-hentinya ku sosialisasikan komunitas baru ini. Orang-orang yang ku undang pun ku utamakan kawan-kawan Fakultas Dakwah, hal ini untuk memancing keinginan mereka selama ini. Alhamdulillah respon pun mulai berdatangan, tidak hanya melalui facebook tetapi juga melalui handphone. Respon tersebutlah yang memacu ku untuk terus melanjutkan komunitas ini.
Tulisan ini juga dapat dilihat pada situs Teropong Community di www.teropong-community.blogspot.com.

Kamis, 14 April 2011

24 Tahun Kini


Kurang satu tahun dari seperempat abad usiamu....

Tentu banyak hal yang telah dilalui, banyak yang telah diperbuat, namun banyak pula cita-cita dan harapan serta mimpi yang masih ingin dicapai.

Ada suka terjalin, namun tak jarang duka menemani perjalanan itu. Semua itu adalah sketsa pena dari Sang Pencipta yang akan menempa, menegarkan, dan mendewasakan hidupmu. Sehingga kau mampu tumbuh menjadi insan yang siap mengemban tanggung jawab demi bangsa, agama, masyarakat, keluarga dan diri pribadi.

Kini kau telah berbeda dari sosok 24 tahun silam. Dan ultah kali ini kau telah menyandang status sebagai seorang suami dan insya Allah akan segera menjadi seorang Ayah.

Terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan cinta yang telah kau berikan selama hampir 9 bulan perjalanan pernikahan kita.

Terimakasih atas semua kesabaran, ketulusan dan tanggung jawab mu dalam menjaga ku.

Maafkan jika ku belum bisa menjadi isteri yang sempurna bagimu.

Maafkan jika masih banyak keluh kesah yang kucurahkan untukmu.

Aku akan berusaha menemani setiap langkahmu, merajut asa, merenda mimpi, merangkai hari demi sebuah cita-cita yang hakiki dalam mencapai ridha Ilahi.

Sedu sedan tangis kita urai bersama, gelak tawa semoga takkan membuat kita lupa bahwa di luar sana masih banyak mereka yang tak seberuntung kita.

Semoga Allah senantiasa membingkai kehidupanmu dalam naungan kasih sayangNya.

Semoga setiap langkahmu tak lain adalah upaya untuk mendekatkan diri padaNya.

Semoga kau selalu diberikan yang terbaik dalam hidup.

Amiin YaaRabbal'Alamiin.....

*HaPpy b'Day saYan9*
.......mmmmmuuuaaaccchhh.....

Kamis, 07 April 2011

Ketika Kebersamaan Mulai Luntur

Kata kebersamaan sangatlah erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Semua kegiatan yang dilakukan bersama-sama pun akan terasa ringan dan mudah. Benarlah kata pepatah bahwa ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Filosofi itu ternyata sangatlah bermanfaat jika kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, kemudahan saat ini mulai menggerus nilai-nilai kebersamaan itu. Bukankah dalam Agama (baca: Islam) telah menekankan pula pentingnya kebersamaan, bahwa manusia diwajibkan tolong menolong selama itu untuk hal kebaikan. 
Tidaklah perlu kita mengambil perumpaan yang terlalu luas, cukuplah yang ada di sekitar kita. Mungkin perumpamaan ini masih berlaku di daerah-daerah lain, namun di tempat tinggal saya sekarang kebersamaan itu mulai tergerus zaman, misalnya jika dahulu jauh sebelum segalanya belum ada, masyarakat yang ingin melakukan hajatan pastilah jauh hari sebelum pelaksanaan mereka berkumpul di rumah pemilik hajat dan ber-urun rembuk seperti apa nantinya dan apa saja yang perlu dipersiapkan. Nah, sekarang bagaimana? ini yang kita pertanyakan, mana kebersamaan itu. Kebersamaan di dapur umum membuat makanan, kini sudah tergantikan dengan catering (makanan pesanan), Pembuatan dekorasi tergantikan dengan jasa dekorasi atau bahkan sudah tidak di rumah hajatan lagi melainkan sudah ke gedung untuk acara-acara. Sepertinya segala apa pun sudah mulai tergantikan dengan kemudahan yang ditawarkan para pengusaha pelayan jasa. 
Saya juga pernah menemui salah satu kampung yang dapat dibilang daerah itu masyarakatnya tergolong fanatik terhadap agama. Namun sayang, cerita ini bermula ketika di daerah itu seorang warganya meninggal dunia, seperti biasa warga berdatangan untuk menjenguk dan menyampaikan belasungkawanya, termasuk saya sendiri. Singkat cerita, tibalah waktu untuk acara shalat jenasah, tapi saya heran dan bingung, di mana orang-orang yang akan ikut mengiringi dan mengantarkan jenasah ini, yang terlihat hanya beberapa orang pihak keluarga dan warga sekitar. Selintas saya bertanya dalam hati, jika dilihat kampung ini terbilang cukup banyak warganya, namun hingga ke Masjid tempat jenasah disholatkan hanya terlihat kumpulan orang yang saya pikir itu bukanlah warga sekitar, akan tetapi orang-orang yang memang khusus disiapkan untuk mensholatkan jenasah (orang yang memang diberi uang), hanya sebagian saja warga sekitar. Akhirnya, saya berfikir apakah yang saya lakukan menyalahi aturan yang berlaku di daerah ini, karena kebiasaan yang pernah saya temui jika ada warga yang meninggal dunia, maka tanpa diundang pun warga akan berdatangan dan akan bantu-membantu hingga proses semuanya selesai. Kondisi di kampung itu pun terlihat biasa-biasa saja, seperti aktivitas sehari-hari yang dilakukan masyarakat.
Memang sangat mengharukan dan memilukan,namun mungkin warga memang terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga belum ada waktu menyempatkan diri untuk bersama-sama membantu. 
Apakah ini ada kaitannya dengan kondisi ekonomi kita sekarang, semuanya serba tak terjangkau rakyat jelata, dan apakah juga sekarang semuanya serba ADUL (Ada Duit Urusan Lancar) sehingga kebersamaan itu terkalahkan nilai selembar kertas berharga. Semua jawabannya kita kembalikan ke dalam diri kita sendiri. Semoga kita bukan tergolong orang yang terlalu berlebihan mencintai dunia. Amiiiinnnn.     

Jumat, 04 Maret 2011

‘Udin’ Bisa Bikin Jadi Artis


        Belum hilang lagi ingatan tentang dua orang cewek (shinta dan jojo) yang mendadak terkenal melalui dunia maya dengan lypsing lagu lama ‘keong racun’. Muncul pula Bona seorang mantan napi yang menciptakan lagu kritik sosial berjudul ‘andai ku gayus tambunan’, lagu ini bercerita tentang sosok mafia pajak yang punya banyak uang sehingga semuanya dapat dibeli, bahkan penjara pun bagaikan tempat persinggahannya saja. Sedangkan dia bisa pergi kemana-mana (kok malah jadi ngejelekin si Gayus).
       Baru-baru ini muncul lagi artis dadakan yang masih hangat dibicarakan stasiun televisi dalam program gosipnya. seorang warga Nusa Tenggara Barat bernama Udin yang awalnya biasa dan lagi-lagi dengan menggunakan dunia maya (internet) akhirnya bisa pergi ke jakarta (baca: jadi artis) hanya bermodalkan nama orang lain. Kok bisa ya??? Ya tentu bisa lah, mungkin dia sudah dapat ilmunya Purdi E Chandra (Pengusaha Sukses). Bung Purdi kan pernah bilang kalau mau sukses uang bukan segalanya, cukup dengan memakai istilahnya BODOL (Berani Optimis Duit Orang Lain), BOTOL (Berani Optimis Tenaga Orang Lain), BONOL (Berani Optimis Nama Orang Lain), atau mungkin ada singkatan lainnya, yang intinya memotivasi pegiat usaha.
      Nah, BONOL ini nih yang dijalanin si pemilik nama lengkap Sualudin yang masih study di STKIP Hamzanwadi Selong. Bermodalkan nama-nama orang di sekitarnya, ia pun mendadak jadi terkenal. Menurut ceritanya pada media TV swasta nasional, awalnya hanya iseng karena disekelilingnya banyak betul yang namanya Udin, dari teman, sahabat sampai keluarganya sendiri. Terpikirlah baginya membuat lagu yang semuanya plesetan dari nama Udin. Seperti lagunya (sedikit mengambil lirik yang dinyanyikannya), Udin yang pertama namanya Awaludin, Udin yang terakhir Akhirudin, Udin yang sering di kamar Kamarudin, Udin yang sering di jalan namanya Jalaludin, dst. Semuanya dari nama Udin. Akhirnya dari nama itu diambil judul “Udin Sedunia”. 
      Mungkin tidak pernah terpikir di pikiran kalau nama sesimpel Udin bisa dijadikan peluang bahkan bisa mengorbitkan seseorang menjadi artis (wah keren ya…). Atau mungkin pernah terbesit, tapi masih ragu untuk memulainya. Itulah mungkin kebanyakan dari kita, takut dan ragu untuk memulai. Lagi-lagi penulis mengambil 9 prinsip dasar agar orang bisa sukses versi Purdi E Chandra yakni: 1. Action, 2. Action, 3. Action, 4. Action, 5. Action, 6.Action, 7. Action, 8. Action, dan ke 9. Action. Loh semuanya kok action, coz kalau tidak action semuanya hanyalah mimpi dan khayalan belaka, termasuk mimpi untuk jadi artis.
        Nah, kapan lagi mau meniru seperti Udin? Meniru itu diperbolehkan asal jangan plagiat atau copy paste. ‘Kan ada istilah ATM (Amati Tiru dan Modifikasi). Selamat mencoba dan sukses seperti Udin.

Reference: www.udinsedunia.blogspot.com

Senin, 28 Februari 2011

Menunggu Senyum mu

Seharian sudah dirimu terbaring di kasur itu. Kulihat mukamu yang pucat dan matamu memerah serta badanmu yang terkulai lemas. Sejak malam itu, suara keheningan pecah dengan lengkingan batuk mu. Saat pagi tiba kuharap kau akan bangun dan menyambut mataku yang terbuka dengan senyuman manis di bibirmu. Namun, saat kupalingkan wajah ini, kulihat kau masih berada di sampingku dengan kondisi tubuh demam tinggi. Obat yang kuberikan pun ternyata tak mampu jua membendung penyakit yang menyerangmu, hampir saja putus asa diriku tapi aku yakin ini adalah anugerah dari Allah yang membuktikan bahwa IA masih memperhatikan hambaNya. 
Sayang,,kita beruntung masih memiliki teman dan keluarga yang peduli dengan kita. Tak dapat dibayangkan jika kita berlaku jahat dengan orang lain, saat-saat seperti ini, saat kita membutuhkan pertolongan, walaupun tak ada yang dipinta pertolongan selain kepada Allah, tapi Allah pun menganjurkan kepada kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, maka pada merekalah (orang di sekitar kitalah) yang akan kita pintai pertolongannya. 
Sayang,,,kulihat kau semakin terkulai lemas, ketika tubuhmu mulai dibawa dan dibaringkan di ruang IGD untuk diperiksa. Rasanya mata ini ingin mengucurkan air mata, karena tak tahan melihat penderitaan yang kau alami. Namun, Allah benar-benar tak tega melihat kesedihan hambaNya, dokter periksa mengatakan bahwa kamu boleh dibawa untuk rawat jalan saja. Meski demikian, hati ini masihlah gundah gulana, sebelum diriku melihat sebuah senyuman ikhlas terlihat di bibir manismu sayang.

Bukan Pertanda Buruk


Orang kadang beranggapan bahwa jika kita mengalami kesusahan pada awal kita memulai sesuatu maka itu merupakan pertanda buruk pada apa yang kita kerjakan selanjutnya. Tapi apakah itu benar?mungkin benar dan mungkin juga tidak. Mungkin benar jika seluruh pikirannya yang awalnya akan melakukan sesuatu dengan yakin, akhirnya harus tercemari dengan pikiran bahwa kita telah melakukan kesalahan di awal, apalagi selanjutnya. Namun mungkin tidak jika kita terus yakin dengan apa yang kita kerjakan, dan sangat jarang sekali sesuatu yang pertama kali dikerjakan sudah membuahkan hasil. Coba kita lihat, seorang anak yang baru beranjak balita dia pasti akan berusaha terus menerus untuk belajar berdiri, bahkan berjalan. Tapi lihat, berapa banyakkah ia terjatuh. Jika ia berpikir jatuh sebelumnya adalah awal kegagalan maka dia akan berhenti melakukannya. Dan ingatlah, manusia sudah mempunyai kodrat tidak merasa puas dengan yang ada.
Keyakinan kuat itulah yang menjadi modal awal penulis untuk belajar menulis di media blog ini.Terima Kasih

Kata Bamula

    Dengan menyebut asma Allah lah kumulai menulis dalam blog yang baru berumur beberapa jam ini. Semoga isi dari blog ini dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Bukankah sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. 

     Semoga apa yang kutulis nantinya tidak menyinggung perasaan para pembaca blog ini, melainkan hanya sebuah i'tibar bagi penulis dan syukur-syukur jika berguna bagi pembaca. Mungkin tak perlulah kata pemula ini berpanjang lebar, layaknya sebuah catatan harian. Bagi para pembaca selamat menikmati tulisan ini.